Advertisement

Responsive Advertisement

Secangkir Kopi Dan Sepenggal Kisah Yang Bikin Basah


Dulu, empat atau lima atau enam atau tujuh tahun yang lalu mungkin, gue lupa, sewaktu masih berseragam sekolah putih biru masih unyu-unyu pas kelas 2 esempe, ada satu sosok wanita di kelas mungkin gak terlalu cantik dan gak jelek juga, kalo gue bilang mah sederhana. Entah kenapa dan bagaimana gue bingung berasa kaya orang bego mau jalan ke suatu tempat tapi nyasar gak tau arah, pas liat dan bertatapan langsung dengan si wanita itu, terdengar jelas soundepek dag.. dug.. dag.. dug.. keluar dari dalam jantung begitu kencang, perasaan mulai resah sedikit basah, waktupun berasa berhenti sesaat dan gue hanya bisa terpaku menatap sosok itu.

Oh god...

May, is this the feeling of love, affection or just admire? *halah, sok inggris* Momen itu pun berlalu. Semenjak kejadian itu, terbayang-bayang selalu dalam benak, sesosok wanita tadi setiap waktu, jam, menit dan detik, sebelum molor, bangun molor dan disetiap hari berputar-putar dalam kepala membayang-bayangi alam pikiran.

Hari demi hari terus berlalu. Keakraban dan komunikasi baik mulai terjalin. Tapi, gue masih takut buat ngomong, masih bingun buat mengungkapkan sedalem-dalemnya isi hati. Dan itupun tersimpan berbulan-bulan lamanya bahkan bertahun, gue masih juga belum berani untuk mengungkapkan.

*Singkat cerita*

Dua tahun berlalu, masa putih biru pun berakhir, meningkat lebih tinggi ke jenjang yang berikutnya yaitu masih putih abu dan gue masih belum juga berani untuk mengungkapkan sedalem-dalemnya isi hati gue ke dia.

Berhari-hari setelah pelulusan dan pelepasan masa putih biru, ada satu kabar yang bikin mood gue jungkir balik salto-salto gak karuan. Dia mau pergi jauh ninggalin gue ke tempat lain buat nerusin sekolahnya jauh disana. Merancu atau bisa dibilang galau, begitulah perasaan yang mungkin saat itu gue alami. Temen-temen gue pun mengertikan dengan keadaan saat itu, baygon mulai mereka buang jauh-jauh untuk mengamankan situasi dan kemungkinan yang lebih jauh dari dampak keadaan yang saat itu lagi berkabung.

*Kemudian dia pergi*

Satu dua hari masih belum nerima dengan kepergian dia. Tiga empat hari masih sama. Lima enam hari, seminggu dan sebulan, finally akhirnya gue bisa melepaskan kepergian dia secara tenang, damai dan lancar (kalo sekarang mah namanya move on gitu ya, mencoba migrasi ke hati yang lain).

*Memasuki masa esemka*

Hari demi hari gue jalani dengan normal di sekolah ataupun di rumah dengan hati lain yang baru. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan berlalu, sekolah pun melewati semester pertamanya dan gue mulai tumbuh kumis dan jenggot (mungkin ini yang namanya tanda dewasa). Gak diduga-duga, gak nyangka, kaget, kejang-kejang, muntah darah, komplikasi pada jantung, ada sesuatu yang serprais banget.

Waktu itu pas sekolah yang udah memasuki semester kedua. Semuanya berjalan normal seperti biasanya gak ada yang beda. Bel masuk sekolah terdengar, gue dan temen-temen masuk kelas, gak lama guru pun masuk kelas juga. Kemudian setelah semuanya lengkap ada pada tempatnya, gak lama guru pun ngomong ada anak baru yang mau masuk kelas hari ini dan katanya anak baru itu cewek. Waw, gue pun nyisir-nyisir ganteng pake tangan tapi gak diludahin dulu, kali aja anak baru itu cantik dan nyantol. Huehe :D

Kemudian, sang guru memanggil anak baru itu untuk masuk ke dalem. Gak lama anak baru itu masuk secara perlahan tanpa terjatuh dan tanpa halangan yang menimpa. Lalu, setelah masuk, gak terduga, gak terbayang, gak ternyangka, ternyata anak baru itu adalah sesosok wanita sederhana yang gue suka pas waktu masih pake seragam putih biru tapi belum sempet buat ungkapin sedalem-dalemnya isi hati ke dia. God.. Kebetulan kah ini? Saat hati udah bisa mupon ke hati lain yang baru, tiba-tiba hati yang lama kembali menghampiri. Otak mulai bereaksi secara cepat memplesbek memoria-memoria waktu dulu, soundepek dag dug mulai terdengar kembali. Guru lalu menyuruh sesosok wanita itu untuk memperkenalkan diri ke temen-temen sekelas dan setelah perkenalan itu guru pun mempersilahkan dia untuk duduk dan setelah itu aktipitas belajar pun dimulai.

Dua jam berlalu, bel berbunyi lagi. Jam istarahat tiba, gue menghampiri dan berbincang-bincang sedikit sama dia. Lalu gue tinggal dan gue pergi keluar sama temen-temen menghabiskan waktu istirahat diluar.

Bel kembali berbunyi. Waktu istirahat sekolah habis, aktipitas belajar dimulai kembali secara normal dan biasa-biasa aja, tapi otak kemudian bereaksi kembali memplesbek memoria dulu. Ah..

Waktu pulang tiba, gue keluar kelas barengan sama dia dan setelah diluar sambil jalan menuju gerbang depan sekolah gue ngobrol-ngobrol santai dengan sesosok wanita itu saling shering tentang kehidupan gue disini dan dia disana.

Hari demi hari terlewati di sekolah dengan sesosok wanita sederhana tadi. Komunikasi intens dan keakraban mulai terjalin kembali, semuanya berjalan biasa-biasa aja, normal dan gue nganggep dia sebagai temen biasa gak lebih, tapi "the feeling of love" masih ada membayang-bayang.

Lama-kelamaan, dari keakraban yang udah sangat deket, dia sering ngajak pulang bareng, ngajak jalan bareng, ngajak kumpul bareng dan gue oke aja mau. Tanpa gue sadari dan gue tau, dari ajakan-ajakannya itu ada sesuatu lain dalem hatinya atau niatan tersendiri untuk mencari momen pas buat gue shoot (baca: tembak). *Pede banget lo? Keliatan bleh dari respon yang dia kasih* Bego!!! Gue gak ngeh sama sekali. Tapi gue rada bingung juga. Kenapa, saat gue mulai mencoba untuk menghilangkan perasaan ingin memiliki dan mencoba untuk hanya sekedar ingin menjadi temen biasanya aja dia malah menginginkan suatu hubungan yang lebih. Ah.. Mungkin ini yang namanya dilema cinta huehe..

Bingung sebingun-bingunnya, urang ayeuna kudu gimana. Kemudian gue putusin buat ngemil sekotak baygon dan meminum sebotol racun hama. Akhirnya gue pun mati dan beristirahat secara tenang dialam sana (loh?).

Kemudian keputusan bulat gue ambil dengan niatan yang seikhlas-ikhlasnya dan sesingkat-singkatnya. Akhirnya, gue putusin buat ngesut dia besok harinya. Keputusan udah fix dan semoga lancar, itu harapan gue waktu dulu.

Esokpun mulai tiba, aktipitas berjalan normal. Gue udah siap sedia dengan senjata yang lengkap. Tapi pada akhirnya persenjatan lengkap yang udah gue siapin mateng-mateng itu gak kepake sama sekali. Sungguh gue gak tau dan gak terduga-duga ada satu kabar burung terdengar. Ternyata, sebelum gue mau nembak dia hari ini temen gue udah nembak duluan dia kemarin dan hasilnya sangat baik, mereka jadian #kemudiangalau. Ah.. Shit! Aing telat, aing telat. Rada emosi, rada gedek juga.
Gue mencoba sabar, menerima dengan selapang-lapangnya jidat dan mencoba untuk senyum diatas kebahagiaan dia *ceilah*.

Setelah semuanya/kejadian merancu itu berlalu dan gue mencoba lepas dari dia untuk kedua kalinya, komunikasi intens dan keakraban yang terjalin mulai meredup. Yang biasanya pulang bareng jadi kaga. Yang biasanya suka ngobrol jadi kaga. Ah.. Sudahlah.. Biarkan bubur menjadi cair. Pasrah dan mencoba migrasi ke hati yang lain, cuma itu yang bisa gue lakuin dulu.

Berhari-hari yang hampa gue jalanin dengan seikhlas-ikhlasnya hati dan akhirnya, dengan ucapan alhamdulillah yang sekenceng-kencengnya pake toa, gue pun bisa mupon dan mendapatkan hati lain yang baru. *asik hepi ending* *tepuk tangan*

Cerita itu berjalan selama tiga tahun. Panjang emang, tapi gue singkat biar bacanya gak kepanjangan dan buat serprais nanti ditulis di buku gue. Haha.. #ngarep

Eh bentar. Tadi dijudulnya ada secangkir kopi kan? Kenapa gak ada diceritanya? Gak ada karena, takut kepanjangan bacanya dan emang males nulisnya huehe. Jadi secangkir kopi hangat itu selalu ada pas momen sendiri ngebayangin dia, sedih karena dia, seneng karena dia, dll. Karena secangkir kopi itu lah hidup gue jadi lebih berwarna banget. You're my rainbow and my energy!!! *halah, lebeh*

Dibalik sebuah kisah, pasti ada suatu pembelajaran dan hal positip buat dipraktikan dikemudian kelak. Ambil yang positip dan buang jauh-jauh yang negatip. *(y) sok kolot*

Post a Comment

16 Comments

  1. Emang belum jodoh aja kali bro.. Coba lagi di lain waktu..

    ReplyDelete
  2. ceritanya kocak hahahah *ketawa di atas kegagalan seseorang*

    ReplyDelete
    Replies
    1. gue kirain bakalan pada mewek. Eh, lucu katanya -__-'

      Delete
  3. wakakak dasar absurd lo bro! xD
    gpp, buat pengalaman aja hhe
    btw, folbek blog gue yak. thanks :))

    ReplyDelete
  4. Yak, anda berbakat menjadi penulis! Kirimkan CV anda ke alamat email ke: mana_aja@terserah.com (^0^)/

    ReplyDelete
  5. Kocakkk :D terus maju n pantang menyerah buat mupon yakk ^^9

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini cerita sedih, eh kenapa dibilang kocak? -__-' *nangis didepan tante tante*
      semangaaat..

      Delete
  6. anggap saja belum waktunya....
    belum tepat orangnya...
    hahhaaa...
    belum jodoh aja...
    :P

    #absurd

    ReplyDelete

Sok mangga kasih komentar yang berhungan dengan tema tulisan ini. Satu kritik dan saran yang membangun dari kalian sangat membantu dalam mengembangkan tulisan saya ini. Terimakasih.