Advertisement

Responsive Advertisement

Gagal Paham Sleeping Beauty

Sleeping beauty, mungkin kalian bakal membayangkan tentang kisah seorang putri cantik yang tidur dan terbangunkan oleh ciuman seorang pangeran. Tunggu, ini sleeping beauty yang gak berkaitan sama kisah dongeng termasyhur itu meskipun sama-sama ada cewek cantiknya yang lagi tidur.

Ok, ini bukan dongeng klasik atau film karya Walt Disney tahun 1959 itu, tapi ini adalah film perdana karya Julia Leigh asal Australia yang punya judul sama, Sleeping Beauty dan rilis tahun 2011. Jalan ceritanya berbeda sekali, jangan salah persepsi hehe.

Ada beberapa alasan saya bisa tergiur dan bersedia menonton film sleeping beauty ini, diantaranya karena kehadiran aktris cantik favorit saya, Emely Browning dan ditambah poster-poster film semi-naked yang memperlihatkan kulit mulusnya si teteh ini.


Starring: Emily Browning, Rachael Blake, Eden Falk, Mirrah Foulkes
Genre: Drama
Release Date: May 12, 2011 (Cannes Film Festival)
Director: Julia Leigh
Screenplay: Julia Leigh
Producer: Jessica Brentnall, Timothy White, Sasha Burrows, Jamie Hilton
Distributor: Paramount Pictures
Runtime: 102 minutes
Budget: $3 million
Official Site: sleepingbeautyfilm.com

Mungkin buat sebagian dari kalian sedikit tahu atau tidak mengetahui sama sekali tentang film ini dan memang film ini tidak sepopuler film sleeping beauty versi dongengnya. Mungkin karena "faktor" tidak di produksi di hollywood dan promosinya pun tidak segencar film papan atas hollywood jadi kurang begitu diminati. Meskipun terdapat adegan naked Emily dibeberapa scene yang buat dalaman saya menegang (hati maksudnya) namun cerita film ini tidak sebombastis film 50 Shades of Grey makanya sangat disayangkan sekali. Maksudnya, sayang aja Emily yang sudah tampil naked didalam film ini tapi antusias penonton terhadap film ini kurang begitu banyak, apalagi di pasar Indonesia, tidak banyak yang membicarakan. Dari penelusuran saya di google sampai tulisan ini diterbitkan, saya cuma menemukan 3 artikel blog berbahasa Indonesia saja terkait review film ini. Sisanya cuma sinopsis, streaming atau free download bahkan ada yang judulnya "download film semi" (all hail Indo). Sayang sekali.

Seperti yang sudah saya singgung dari awal, saya bisa tergiur menonton film ini karena adanya poster dan gambar cuplikan semi-naked Emily di film ini. Tapi gak cuma itu sih, lebih awalnya lagi karena rasa penasaran saya sama Emily di film "Uninvited" (yang cuma dapat rating 32% di rotten tomatoes) lalu berlanjut ke film "Sucker Punch", lalu berlanjut lagi ke film "Pompeii" yang beradu akting sama Kit Harington buat saya pengen lebih banyak nonton film tentang Emily. Gak bisa di pungkiri  kalau kecantikan dan totalitas akting Emily di setiap film yang dibintanginya membuat saya jatuh hati dan bisa saya artikan sebagai definisi dari  kata kesempurnaan (haha) meskipun beberapa film-nya buat saya mikir keras gak ngerti apa pesan yang disampaikan. Kaya film Uninvited  atau Sucker Punch, butuh beberapa kali rewind buat saya ngerti pesan atau maksud apa yang mau disampaikan. Terkecuali film Pompeii, karena jalan ceritanya atau setting filmnya sendiri diambil dari real disaster yang terjadi di kota Naples, Itali jamanan Romawi kuno makanya mudah dimengerti untuk saya pribadi dan mungkin para penonton lainnya. Entah alasan apa yang buat Emily sering berakting di film yang punya filosofi dengan pesan kode yang membingungkan. Dan di film Sleeping Beauty ini pun gak kalah mebingungkannya buat saya bahkan lebih parah mikir kerasnya dibanding film yang lain (atau guenya aja yang bolot ya haha).

Sleeping Beauty bercerita tentang Lucy (Emily Browning) seorang mahasiswi yang mempunyai banyak pekerjaan sambilan mulai dari sebagai relawan sebuah penelitian yang dilakukan di lab kampusnya, lalu menjadi seorang waitress disebuah restoran, menjadi wanita bayaran pada malam harinya dan bekerja juga di sebuah kantor entah apa yang kerjanya cuma fotokopi nyusun-nyusun kertas. Tapi dari banyaknya pekerjaan yang dilakukan, Lucy masih mengalami masalah keuangan  untuk membiayai hidup dan kuliahnya serta ibunya yang mabuk-mabukan selalu meminta uang padanya. Lucy juga bermasalah dengan pemilik rumah yang kamarnya dia sewa karena uang sewa yang terlambat dibayarkan. Malang sekali nasib cewek cantik ini. Karena masalah finansial yang dialami Lucy, akhirnya dia tertarik dengan sebuah lowongan pekerjaan sambilan yang tercetak disebuah surat kabar. Lalu Lucy menghubungi nomor telepon yang tertera dan bertemu dengan Clara (Rachel Blake), orang yang menjadi pemimpin pekerjaan tersebut. Setelah bertemu dengan Clara, lalu Lucy di interview dan disuruh untuk membuka seluruh bajunya untuk diperiksa kemulusan seluruh tubuhnya hehe.  Lucy pun diterima bekerja, kemudian besoknya Clara menyuruh Lucy datang kembali untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dalam melakukan pekerjaannya, Lucy disuruh berpakaian semi-naked dan melayani para kakek tua (klien Clara) perkumpulan komunitas entah apa gak jelas untuk menghidangkan dan menuangkan makanan minuman. Pekerjaan sambilan yang dilakukannya ini sedikit membantu masalah keuangan Lucy karena upah yang diterima lumayan besar.

Lalu berlanjut, setelah beberapa kali Lucy bekerja sebagai pelayan naked para kakek tua itu Lucy masih tetap merasa kekurangan uang. Ini si Lucy gak bersyukur banget, lalu Clara pun menawarkan sebuah perkerjaan tambahan dengan uang yang lebih besar untuknya. Pekerjaan yang ditawarkan Clara itu lebih ekstrim dari sebelumnya. Clara mengharuskan Lucy untuk tidur tanpa busana sedikit pun dibawah pengaruh obat. Kemudian saat dia tidur para pria yang menjadi klien Clara (para kakek tua) boleh melakukan apapun pada tubuhnya asal tidak melakukan "penetrasi" dan tidak boleh meninggalkan bekas pada tubuh Lucy. Karena (mungkin) kebutuhan Lucy akan uang sangat mendesak akhirnya dia setuju mengambil pekerjaan tersebut.



Menggiurkan dan menjajikan, bagi kaum pria mungkin lebih tertarik untuk menonton film ini setelah baca tulisan saya hehe. Namun tidak segampang itu untuk mengerti apa yang ingin disampaikan sang sutradara Sleeping Beauty kepada para penontonnya. Film ini dibuat dengan banyak pesan (mungkin) filosofi yang tidak saya mengerti sama sekali. Well, apakah karena fokus saya teralihkan oleh kemulusan tubuh Emily Browning entahlah, tapi yang jelas banyak sekali adegan-adegan absurd dan super aneh yang mengiringi kisah di film ini. Salah satunya hubungan pertemanan super aneh Lucy dengan pria sekarat bernama Birdmann (Ewen Leslie). Lucy selalu mengunjunginya setelah dia selesai menjajakan tubuhnya malam hari. Tapi entah seperti apa hubugan yang terjadi antara mereka berdua sampai film ini selesai tidak dijelaskan lebih detil oleh pembuat film dan saya tidak mengerti sedikitpun hingga sekarang. Shit.

Lalu salah satu adegan di ending yang makin-makin membuat mulut saya menganga keheranan yang diakhiri dengan credit tittle padahal belum jelas yang terjadi itu seperti apa, karena apa, gara-gara siapa, kenapa gitu. Kampret dah.

Dari awalnya film ini berjalan saya hanya merasakan kesunyian (karena memang film ini tidak banyak menggunakan efek musik) membosankan yang bikin saya ingin ikutan tidur serasa di nina-boboin. Untungnya karena Emily Browning yang memaikan peran membuat saya bersemangat untuk menyaksikan film asal Australia ini sampai selesai.

Jadi apa yang ingin disampaikan oleh Julia Leigh dalam film debutnya ini? Maksud seperti apa yang tertuang dalam film ini? Well, saya cuma bisa menyimpulkan tentang cewek nakal dan supergirl bernama Lucy. Namun karena rasa penasaran saya tentang "isi" dari film ini akhirnya saya mencoba mencari tahu dan mendapatkan salah satu artikel kompasiana yang menulis tentang film ini. Beliau yang menulis sepertinya bisa mengerti sekali pesan apa yang disampaikan. Menurut beliau Sleeping Beauty ini memiliki pesan tentang betapa kacrutnya dunia ini dan demi mendapatkan uang secara instan seorang wanita bisa dengan mudah menjual keperawannya. Tidak hanya itu, freesex dan drug jaman sekarang ini sudah seperti menjadi gaya hidup yang tak terlewatkan. Lalu bagaimana berkuasanya uang atas segalanya. Kakek-kakek tua itu dengan uang yang banyak bisa membeli apapun termasuk tubuh indah Lucy. Nafsu, karena nafsu semua orang bisa melakukan cara apapun untuk mendapatkan kebahagiaannya itu, padahal kebahagiaan yang mereka dapat hanyalah sebatas kebahagiaan semu yang tak berarti. Ya begitu lah hehe. Intinya mungkin film ini membahas tentang isu feminisme yang telah terjadi di dunia ini. Ya mungkin.

Bagi saya tidak ada pesan khusus yang saya terima dari film ini, tidak jelas maksud apa yang disampaikan. Yang ada saya cuma fokus sama tubuh mulusnya Emily yang duh kok bagus sih, eh sayang sih hehe.

Score : 5/10

Post a Comment

2 Comments

  1. Iya sama, baru nonton, gk ngerti juga,
    Tapi aq gk sependapat dg komentar tubuh molek, biasa bgt body ny haha
    Cuma menang mulus saja,

    ReplyDelete
  2. Sebenarnya rada sebel nonton film ini, berharap d akhir cerita dapet penjelasan tapi nyatanya nol. Cuma bisa nebak aja tuh kakek ngapa bisa mati, apa dia sengaja bunuh diri dengan minum obat tidur, ingin d akhir hidupnya dia tidur dengan cewek.entahlah...

    ReplyDelete

Sok mangga kasih komentar yang berhungan dengan tema tulisan ini. Satu kritik dan saran yang membangun dari kalian sangat membantu dalam mengembangkan tulisan saya ini. Terimakasih.